Beritabogor24jam – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor terus menggenjot pembangunan Hunian Tetap (Huntap) untuk korban bencana alam yang terjadi di wilayah Sukajaya pada awal tahun 2020 silam.
Melalui Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (DPKPP), pembangunan 300 unit Rumah Sistem Panel Instan (Ruspin) di Blok Cipandawa, Desa Cileuksa, Kecamatan Sukajaya, ditargetkan rampung pada Agustus 2025.
Kepala Subkoordinator Perumahan DPKPP Kabupaten Bogor, Arie Fikriansya, mengungkapkan, hingga pertengahan Juli 2025 ini, pihaknya masih fokus menuntaskan proses land clearing atau pembersihan lahan.
“Intinya, kalau lahannya siap, tenaga aplikator langsung turun. Kita hanya menunggu kesiapan lahan, karena aplikatornya sudah standby,” kata Arie dalam keterangannya.
Untuk percepatan pemasangan struktur Ruspin, pihak aplikator telah menyiapkan lima hingga delapan tim kerja.
Setiap tim ditargetkan mampu memasang antara lima sampai delapan unit struktur per hari.
Jika tidak ada kendala berarti, kata dia, target penyelesaian akhir Agustus dinilai realistis.
“Kalau mereka bekerja dengan lima tim saja, insyaallah bisa tercapai. Tapi yang dikerjakan baru struktur bangunannya saja,” jelas Arie.
Usai pemasangan struktur, pembangunan akan berlanjut ke tahap penyelesaian atap, lantai, dan dinding (Aladin).
Pihaknya mengaku, tahapan ini akan dikerjakan oleh Kelompok Masyarakat (Pokmas) yang telah ditunjuk oleh pemerintah desa setempat.
“Setelah struktur berdiri, bagian Aladin dilaksanakan oleh kelompok masyarakat. Ini bagian dari pemberdayaan warga juga,” imbuhnya.
Cuaca Jadi Tantangan Utama di Lapangan
Meski pekerjaan sudah dirancang sedemikian sistematis, pihak DPKPP tak menampik adanya tantangan lapangan, terutama dari sisi kondisi cuaca.
Ketidakpastian cuaca di wilayah pegunungan seperti Sukajaya kerap memperlambat progres fisik.
“Iya, memang karena faktor cuaca ini tidak menentu. Bisa jadi target bergeser hingga September kalau hujan terus terjadi,” ungkap Arie.
Pembangunan Huntap ini menjadi angin segar bagi warga terdampak bencana longsor dan banjir yang terjadi pada awal 2020 lalu.
Setelah hampir lima tahun menanti, mereka akhirnya akan memiliki tempat tinggal layak dan permanen.










