Beritabogor24jam.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor terus berupaya menata kawasan pusat pemerintahan agar semakin representatif dan nyaman bagi masyarakat.

Salah satu proyek yang kini tengah dikebut adalah pembangunan Taman Siliwangi yang berada tepat di samping Masjid Baitul Faizin, ikon religius di jantung pemerintahan Kabupaten Bogor.

Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan (DPKPP) Kabupaten Bogor, Eko Mujiarto, mengungkapkan bahwa progres pembangunan Taman Siliwangi telah mencapai 98 persen.

Ia optimistis pekerjaan tersebut bisa dituntaskan sesuai target pada Oktober 2025.

menurut Eko, Taman Siliwangi bukan hanya sekadar ruang terbuka hijau, melainkan bagian dari konsep besar penataan kawasan pusat pemerintahan.

Kehadiran taman ini akan melengkapi fungsi Masjid Baitul Faizin serta gedung-gedung pemerintahan yang berada di sekitarnya.

“Dari taman Masjid Baitul Faizin, terus ada Taman Siliwangi yang bersebelahan dengan masjid, termasuk dengan gedung pemerintah. Semua ini satu kesatuan desain penataan kawasan,” ujar Eko kepada wartawan, Jumat, 3 Oktober 2025.

Diselaraskan dengan Pembangunan Tahun 2026

Eko menjelaskan, pembangunan Taman Siliwangi menjadi prioritas di tahun 2025 sebelum dilakukan penyelarasan dengan program pembangunan tahun 2026.

Dengan demikian, taman ini nantinya akan terintegrasi dengan konsep pusat pemerintahan yang lebih luas.

“Taman Siliwangi itu kan merupakan bagian daripada desain besar pusat pemerintahan. Cuma dibangun di 2025 lebih dahulu. Nanti kita sinkronkan juga dengan pembangunan tahun 2026,” jelasnya.

Dengan progres yang hampir 100 persen, Eko memastikan target penyelesaian pada Oktober 2025 bisa tercapai.

“Ya, mudah-mudahan Oktober selesai. Itu target sebenarnya,” katanya penuh optimisme.

Keberadaan taman ini diharapkan dapat mempercantik wajah pusat pemerintahan sekaligus menghadirkan ruang publik baru yang bisa dimanfaatkan warga.

Tak hanya berfungsi sebagai ruang hijau, Taman Siliwangi juga akan dilengkapi dengan area khusus bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Fasilitas ini disiapkan agar masyarakat dapat berjualan secara lebih tertata, sekaligus memberikan kemudahan bagi pengunjung yang ingin menikmati jajanan lokal.

“Nanti ada beberapa tempat yang bisa dijadikan lokasi UMKM. Sehingga masyarakat bisa berjualan dengan lebih nyaman. Pengunjung pun lebih mudah untuk jajan,” ungkap Eko.

Meski memberi ruang bagi UMKM, Eko menekankan pentingnya menjaga estetika lingkungan.

Dia mengingatkan agar area taman tetap bersih, rapi, dan tidak berubah menjadi kumuh.

“Harus dijaga kebersihannya, harus dijaga etika secara lingkungan. Jangan sampai mengganggu estetika, jangan sampai kotor atau semrawut,” tegasnya.