Beritabogor24jam.com – Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Bogor berencana membangun fasilitas rehabilitasi bagi Wanita Tuna Susila (WTS) di Bumi Tegar Beiman.
Upaya tersebut sejalan dengan misi pemerintah daerah dalam menangani isu sosial yang sering kali menjadi tantangan besar di wilayah Kabupaten Bogor.
Khususnya, terkait dengan keberadaan WTS yang membutuhkan penanganan dan rehabilitasi secara berkesinambungan.
Rencana pembangunan fasilitas rehabilitasi WTS tersebut juga bukan tanpa alasan.
Selama ini, penanganan terhadap WTS kerap menemui kendala karena terbatasnya sarana dan prasarana yang tersedia.
Di mana, WTS asal Kabupaten Bogor yang terjaring razia atau membutuhkan pendampingan lanjutan harus dipindahkan ke luar daerah.
Proses tersebut dilakukan dengan mengirim mereka ke fasilitas rehabilitasi di Sukabumi dan Cirebon.
Kondisi itu dinilai menyulitkan, baik dari sisi biaya maupun koordinasi antarwilayah.
Dua Lokasi yang Diusulan
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bogor, Farid Ma’rup, menjelaskan pihaknya sudah menyiapkan dua opsi lokasi untuk pembangunan tempat rehabilitasi. Wilayah yang diajukan yakni Pondok Rajeg dan Cileungsi.
“Pondok Rajeg, kalau diajukan dua di Pondok Rajeg satu, di Cileungsi satu, mana aja dulu, syukur-syukur dua-duanya. Kalau salah satu dulu juga nggak apa-apa, bertahap,” ujar Farid, Jumat, 22 Agustus 2025.
Menurutnya, kehadiran fasilitas ini akan sangat membantu Pemkab Bogor dalam menangani persoalan sosial di daerah.
Jadi, WTS tidak lagi harus dipindahkan ke luar daerah yang kerap menambah beban logistik maupun administratif.
Lebih lanjut, kata dia, keberadaan fasilitas rehabilitasi di Kabupaten Bogor sangat mendesak.
Dengan memiliki pusat rehabilitasi sendiri, Pemkab dapat memberikan layanan sosial secara langsung dan terfokus.
“Selama ini mereka (WTS) dioper ke Sukabumi dan Cirebon. Kalau sudah ada di Bogor, proses pembinaan akan lebih mudah,” tegasnya.
Program ini juga dinilai sebagai langkah strategis agar penanganan WTS tidak hanya sebatas razia, tetapi berlanjut hingga ke tahap pemulihan dan pemberdayaan.
Meski rencana lokasi sudah disiapkan, kapasitas fasilitas rehabilitasi masih belum bisa dipastikan.
Menurut Farid, hal itu baru akan diketahui setelah perencanaan teknis selesai dibuat.
“Belum kelihatan, nanti dilihat dari DED (Detail Engineering Design) dulu baru ketahuan kapasitasnya,” ungkapnya.
Rencana pembangunan pusat rehabilitasi WTS itu sendiri merupakan bagian dari upaya Pemkab Bogor dalam memperkuat layanan sosial.
Tidak hanya pemulihan, namun juga pelatihan keterampilan bisa diberikan agar masyarakat dapat memiliki peluang ekonomi baru.